SATU JUTA INDUSTRI PARIWISATA MENANTI ALUMNI STP
Perkembangan pariwisata tanah air ke depan akan semakin berkembang pesat. Diasumsikan akan ada satu juta industri pariwisata siap menanti dan industri ini siap menampung para lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) maupun Akademi Pariwisata di Indonesia.
Hal ini disampaikan anggota Komisi X DPR Parlindungan Hutabarat (Fraksi Partai Demokrat) saat melakukan kunjungan spesifik bersama sembilan anggota lainnya, Kamis (3/12) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X Rully Chairul Azwar (F-PG).
Parlindungan mengatakan, dibandingkan Sekolah Pariwisata di Swiss, secara jujur ia mengakui STP Nusa Dua Bali jauh lebih baik dan tidak kalah kualitasnya.
Dia berasumsi, jika 1 (satu) juta industri pariwisata tumbuh subur di tanah air, padahal satu industri membutuhkan 10 hingga 20 orang, berapa banyak alumni STP dan yang sederajat dibutuhkan untuk mengisi lowongan ini.
Kebutuhan ini menurutnya baru untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja, belum lagi permintaan untuk negara-negara lain yang juga banyak membutuhkan.
Tentunya, kata Parlindungan, ini menjadi pekerjaan besar bagi jajaran STP untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa yang profesional di bidangnya.
Untuk dapat memenuhi calon pekerja yang ahli di bidang pariwisata, dia sependapat jika sekolah tinggi ini didukung dengan dana yang memadai untuk pembangunan berbagai fasilitas yang dibutuhkan.
Sebagai sekolah kejuruan, memang seharusnya didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga mahasiswa dapat belajar optimal dan menghasilkan lulusan yang siap pakai.
Direktur STP Nusa Dua Bali Nyoman Madiun membenarkan 95 persen lulusan STP semuanya langsung dapat diterima bekerja. Kenyataan ini sangat menggembirakan ditengah-tengah sulitnya masyarakat mencari lapangan pekerjaan.
“Selain itu, katanya, kita juga perlu berbangga dapat mengirimkan tenaga kerja profesional ke negara lain, daripada kita mengirim tenaga kerja wanita yang hanya dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga.
“Permintaan tenaga ini mengalir terus, bahkan beberapa negara tidak semuanya dapat kami penuhi,” katanya.
Tenaga kerja di bidang pariwisata yang bekerja di luar negeri umumnya bekerja di negara-negara seperti Amerika, Australia, Belanda, China, Inggris, Italia, Oman, Arab Saudi, Kuwait, Malaysia, Qatar, Singapura, dan Swiss.
Nyoman berharap Komisi X DPR dapat memberikan dukungan anggaran untuk melanjutkan pembangunan berbagai sarana dan prasarana.
Ke depan dia berkeinginan, sekolah tinggi yang berada di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ini dapat menjadi lembaga pendidikan tinggi pariwisata berkelas dunia dan dapat mengembangkan internasional program.
Sekolah tinggi ini juga berkeinginan untuk membuka program-program jenjang pendidikan lebih tinggi guna memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata yang semakin meningkat. (tt)